Kembali ke halaman sebelumnya

Halaman Utama KMTF Online

Aktifitas Organisasi KMTF

<<<  kami menerima kiriman artikel dari anda dengan tema seputar : teknologi, energi terbarukan, kesehatan, manajemen, pendidikan dan organisasi, silakan kirim ke : kmtf@plasa.com  <<<

>>>  Spiritualisasi Pendidikan, Menuju Pendidikan Budi Pekerti >>>

Oleh : Sukidi*

Dalam suasana hiruk pikuk apresiasi, kritik, dan rekonstruksi sistem pendidikan di Indonesia, saya terpanggil memberikan sumbangsih berbentuk agenda spiritualisasi pendidikan. Ini penting, selain sebagai wacana tak "tersentuh" di kalangan akademisi maupun pakar pendidikan, agenda spiritualisasi pendidikan juga menjadi kerangka paradigma alternatif terhadap gejala sekulerisasi sekaligus dikotomisasi sistem pendidikan di Indonesia.

Pertama, sekulerisasi pendidikan. Ini tampak, misalnya dari sistem dan orientasi belajar siswa di sekolah yang sepenuhnya diarahkan untuk mengejar kesuksesan secara fisikal dan material, seperti karier, jabatan, kekuasaan, dan uang. State of mind generasi kita di-set up dalam kerangka itu, sehingga out put generasinya pun menjadi serba materialistik, konsumeristik, bahkan tak jarang menjurus ke arah hedonistik. Jika dilacak secara epistemologis, maka mata rantai itu, yang terbungkus rapi dan sistemik dalam sistem pendidikan di Indonesia, justru tak lepas dari konstruksi filsafat pendidikan kita yang lebih menitikberatkan filsafat antroposentrisme ketimbang teosentrisme. Perbedaan titik pijak dan paradigma ini, berpengaruh kuat terhadap proses pembelajaran dan out put yang dicapai melalui proses pendidikan.

Kedua, dikotomisasi pendidikan. Entah sebab atau justru akibat sekulerisasi pendidikan, yang kemudian terjadi adalah fenomena dikotomisasi sistem pendidikan di Indonesia. Ini tampak, misalnya dari adanya pandangan pendidikan yang begitu dikotomis: satu sisi, ada "pendidikan umum" di bawah Departemen Pendidikan Nasional; di sisi lain ada "pendidikan agama" di bawah Departemen Agama.

Seolah dirancang secara terpisah, fragmentatif, dan dikotomis, maka dualisme sistem pendidikan itu melahirkan dikotomi baru antara "ilmu umum" di satu sisi dan "ilmu agama" pada sisi lain. Lebih jauh lagi, dikotomi baru itu mereproduksi dikotomi lebih baru lagi antara "pendidikan modern" (umum) dan "pendidikan tradisional" (agama).

Secara struktural, dikotomisasi sistem ini terjadi sejak usia dini, mulai tingkat pertama (SD "versus" MI), tingkat menengah (SMP "versus" MTs), tingkat atas (SMU "versus" MAN) sampai level perguruan tinggi (universitas "versus" IAIN). Bahkan, pada tingkat materi kurikulum pun, terjadi dikotomi begitu ketat. Di satu sisi, jalur pendidikan agama begitu sedikit dari muatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dan pada sisi lain jalur pendidikan umum berjalan tanpa kendali nilai spiritual-keagamaan. Padahal, kita sudah diingatkan adagium klasik, ilmu berjalan tanpa agama akan buta, sementara agama berjalan tanpa ilmu akan lumpuh.

Tiga kerangka ilmu

Spiritualisasi pendidikan mendasarkan bangunan epistemologisnya ke dalam tiga kerangka ilmu: dasar filsafat, tujuan nilai, dan orientasi pendidikan.

Pertama, dasar filsafat. Jika pendidikan sekuler mendasarkan diri pada filsafat antroposentrisme, maka spiritualisasi pendidikan tentu mengedepankan filsafat teosentrisme. Perbedaan titik pijak ini jelas menimbulkan visi, watak, dan sistem pendidikan berbeda. Jika konstruksi pendidikan berangkat dari filsafat antroposentrisme, maka ia lebih mendasarkan diri pada pemikiran manusia dalam rangka "sekulerisasi pendidikan"-umum versus agama-untuk orientasi duniawi semata.

Berbeda dengan spiritualisasi pendidikan yang lebih mengedepankan filsafat teosentrisme, ia bersandar pada pijakan dan orientasi ketuhanan. Tiap kerja manusia (orientasi kemanusiaan), termasuk menimba setetes ilmu pun, punya nilai dan implikasi pada orientasi ketuhanan, juga sebaliknya. Ini sekaligus menjadi rasionalitas minimal untuk mengikis sekulerisasi dan dikotomisasi sistem pendidikan kita.

Kedua, tujuan pendidikan. Jika pendidikan sekuler bertujuan membangun kehidupan duniawi, seperti sukses, sejahtera, makmur, adil, yang semuanya serba fisikal dan material, maka spiritualisasi pendidikan diarahkan untuk membangun kehidupan duniawi melalui pendidikan sebagai wujud pengabdian kepada-Nya. Ini berarti, membangun kehidupan duniawi bukan tujuan final, tetapi sekadar gerbong menuju kehidupan spiritual yang kekal dan abadi sebagai tujuan final perjalanan hidup manusia. Dalam konteks inilah, spiritualisasi pendidikan menumbuhkan segi-segi kesadaran kepada siswa akan pentingnya "asal dan orientasi akhir" dari perjalanan pendidikan dan kehidupan, sehingga melahirkan mind set di kalangan siswa yang lebih spiritual, bukan melulu material.

Ketiga, nilai dan orientasi pendidikan. Jika pendidikan sekuler didasarkan pada nilai dan orientasi pengembangan iptek sebagai nilai dan orientasi ilmu, maka spiritualisasi pendidikan juga mengembangkan iptek dengan segi penambahan iman dan takwa (imtak) sebagai ruh spiritual pendidikan itu sendiri. Maksudnya, segi imtak menjiwai seluruh proses pendidikan, termasuk penguasaan iptek.

Parameter kecerdasan

Tiga kerangka ilmu dalam spiritualisasi pendidikan itu juga punya implikasi serius terhadap sistem pendidikan di sekolah. Soal penilaian terhadap siswa terkait dengan parameter kecerdasan, misalnya terjadi pergeseran signifikan: dari melulu kecerdasan intelektual (IQ), menuju ke arah kecerdasan emosional (EQ), dan akhirnya bermuara pada kecerdasan spiritual (SQ).

Selama ini sistem pendidikan kita selalu mengukur kecerdasan siswa hanya dari segi kecerdasan intelektual (IQ, intellectual quotient). Siswa cerdas atau tidak, hanya diukur dari IQ. Tak aneh bila IQ lalu menjadi satu-satunya parameter kepintaran dan kecerdasan siswa di hampir semua sekolah. Lantas, bagaimana dengan kisah Jason H, siswa paling cerdas di SMU Coral Springs Florida yang bercita-cita masuk kedokteran, tega menusuk guru fisikanya, Pologruto, dengan pisau dalam perkelahian di ruang praktik fisika? Peristiwa itu terjadi karena Pologruto memberi Jason nilai 80 pada sebuah tes, dianggap menghalang-halangi Jason meraih cita-citanya.

Namun, hakim memutuskan, Jason tidak bersalah karena ia dianggap gila sementara selama peristiwa itu. Sebuah panel terdiri dari empat psikolog dan psikiater bersumpah, ia gila selama perkelahian itu. Jason mengatakan, akan menemui Pologruto karena nilai itu dan akan bunuh diri. Pologruto menyampaikan cerita berbeda, "Saya rasa ia betul-betul coba membunuh saya dengan pisau itu", karena ia amat marah atas nilai itu.

Setelah pindah ke sekolah swasta, Jason lulus sebagai juara kelas. Meski demikian, David Pologruto mengeluh, Jason tak pernah minta maaf atau mau bertanggung jawab atas serangan itu.

Cerita tragis seperti dipaparkan Daniel Goleman dalam Kecerdasan Emosional, (Gramedia, 1999, cet ke-9, h 43-4)
menyiratkan pesan ambigu: bagaimana
mungkin seorang siswa yang cerdas dan terpandai di kelasnya justru berbuat sesuatu yang tak rasional? Jawabannya, kecerdasan intelektual (IQ) sedikit kaitannya dengan kecerdasan emosional (emotional quotient/EQ).

Terlampau banyak "Jason-Jason" lain yang pintar dan cerdas di sekolah, namun canggung dalam kehidupan emosi. Di panggung politik kita, banyak elite politik yang secara akademis memakai gelar doktor dan profesor ternyata justru tampak arogan, sombong, dan emosinya tak terkendali (nafsu serakah). Jika kita lacak ke akar pendidikannya, mereka adalah produk pendidikan yang hanya menekankan segi kepintaran dan kecerdasan secara IQ, dengan mengabaikan segi-segi kecerdasan emosi (EQ), apalagi spiritual (SQ).

Oleh karena itu, sistem pendidikan kita jelas out of date bila hanya mengandalkan IQ sebagai satu-satunya parameter kecerdasan siswa. Perlu dikembangkan parameter kecerdasan lain sebagai ukuran kecerdasan siswa. Kecerdasan emosional (emotional intelligence/EI) yang diukur dengan emotional quotient (EQ) menjadi penting sebagai parameter kecerdasan tambahan untuk mengukur kecerdasan siswa.

Apalagi, berbagai temuan riset baru sudah dipaparkan Goleman, sekadar untuk menegaskan, EQ dapat sama ampuhnya dan kadang lebih ampuh daripada IQ. Bahkan, dengan memanfaatkan penelitian yang menggemparkan tentang otak dan perilaku, Goleman memperlihatkan faktor-faktor terkait mengapa orang ber-IQ tinggi gagal dan orang yang ber-IQ sedang menjadi sukses. Faktor-faktor ini mengacu pada suatu cara lain untuk menjadi cerdas, "kecerdasan emosional" (EQ).

Kecerdasan emosional perlu ditumbuhkembangkan kepada siswa, agar bisa mengelola kehidupan emosionalnya menjadi lebih terkendali dan terarah. Jika siswa tidak diajarkan bagaimana mengelola emosinya, tentang bagaimana mengelola kehidupan emosionalnya, dan bagaimana membawa emosi menjadi lebih cerdas, yang terjadi bukan saja pertumbuhan dan perkembangan emosi siswa menjadi terhambat, tetapi lebih dari itu. Siswa-akibat tak bisa mengelola emosinya-justru sering melampiaskan emosinya ke arah amarah dan tindakan destruktif, seperti kenakalan dan tawuran antarsiswa di berbagai kota besar dan pelosok daerah. Ini menunjukkan rendahnya kualitas kecerdasan emosional di kalangan siswa. Padahal, seperti ditegaskan Goleman, kecerdasan emosional inilah yang justru mengantarkan kesuksesan siswa di berbagai organisasi dan perusahaan besar.

Kecerdasan emosional mengajarkan kepada siswa untuk bersikap empatik dan simpatik kepada sesama siswa, guru, orangtua, bahkan masyarakat luas. Jika siswa mampu menumbuhkan kecerdasan emosional yang tinggi, maka guru dalam sistem pendidikan kita perlu memberikan apresiasi nilai dan prestasi tinggi. Bahkan, kualitas kecerdasan emosional siswa perlu menjadi kerangka acuan nilai bagi guru dalam proses pengajaran di ruang kelas.

Pendidikan spiritual dan budi pekerti

Lantas, di mana letak spiritualisasi pendidikan dalam menumbuhkan kecerdasan siswa? Spiritualisasi pendidikan tidak sekadar mengajarkan siswa untuk lebih empatik dan simpatik kepada sesama siswa, guru, orangtua, dan masyarakat luas, tetapi lebih dari itu, menumbuhkan "kecerdasan spiritual" kepada siswa dalam pendidikan dan kehidupan. Spiritualisasi pendidikan melalui kecerdasan spiritual (spiritual intelligence, Spiritual Quotient), memberi guide lines kepada guru untuk mengajarkan arti pentingnya pendidikan spiritualitas. Sejenak, kita tak boleh terkecoh bahwa dengan pendidikan spiritual, guru akan mengajarkan kurikulum tersendiri bernama spiritualitas. Bukan itu.

Pendidikan spiritual yang dapat menajamkan kualitas kecerdasan spiritual terhadap guru maupun siswa adalah nilai-nilai spiritualitas sendiri yang diobyektivikasi ke dalam pendidikan kita. Nilai-nilai dimaksud adalah kejujuran, keadilan, kebajikan, kebersamaan, kesetiakawanan sosial, dan lainnya, harus diinternalisasikan kepada siswa sejak usia dini. Sebagai guru, yang juga ingin meraih kualitas kecerdasan spiritual lebih tinggi, bisa memperoleh hal itu melalui sikap keteladanan dalam mengajarkan pendidikan spiritualitas.

Pendidikan akan arti penting sebuah kejujuran, misalnya dapat diinternalisasi kepada siswa melalui keteladanan moral dari guru sendiri. Karena, faktor keteladanan moral seorang guru amat menentukan psikologi, karakter, dan kepribadian siswa. Apalagi, amat populer bahwa "guru" diyakini sebagai digugu lan ditiru (dianut dan diteladani). Maksudnya, tiap ucapan seorang guru, harus didengar siswa sebagai peserta didik sekaligus diteladani dalam perilaku sehari-hari. Di sinilah pentingnya keteladanan moral seorang guru.

Nilai-nilai seperti kejujuran dan keteladanan moral yang baik itulah yang menjadi level tertinggi kecerdasan spiritual kita. Makin kita baik dalam kejujuran dan keteladanan moral, kualitas kecerdasan spiritual kita akan makin baik dan naik secara kualitatif.

Seharusnya nilai-nilai itulah yang kini diobyektivikasi dalam sistem pendidikan kita. Dalam konteks nilai-nilai spiritual, misalnya, dapat diobyektivikasi dalam pendidikan moral dan budi pekerti. Hanya saja, pendidikan moral dan budi pekerti akan berjalan efektif dan sukses bila-sekali lagi-diiringi keteladanan moral dan budi pekerti mulia dari seorang guru, digugu lan ditiru.

Kita bayangkan, jika pendidikan moral dan budi pekerti sejak dini ditanamkan kepada siswa, kita akan memetik hasil secara lebih memuaskan, yang menjelma dalam bentuk perilaku sopan dan beradab di kalangan siswa. Selanjutnya, wujud pendidikan moral dan budi pekerti ini tidak hanya tampak di sekolah, tetapi menyebar ke luar, reflektif, dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan moral dan budi pekerti sudah beyond school. Sekolah boleh selesai dan berhenti, tetapi belajar dan merefleksikan moral dan budi pekerti luhur dalam hidup sehari-hari tak akan pernah berhenti. Dengan demikian, sekolah tidak lagi berfungsi menyertifikasikan sehelai ijazah, tetapi menjadi school of life (sekolah kehidupan).

Dalam The Aquarian Conspiracy, Personal and Social Transformation in the 1980s, (Los Angeles: JP Tarcher, 1980), Marilyn Ferguson yang mendokumentasikan kecenderungan-kecenderungan perubahan baru dalam pemerintahan, politik, bisnis, peran jender, ilmu, agama, psikologi, bahkan pendidikan, secara memikat mencatat perubahan paradigma baru dalam pendidikan dan pembelajaran. Jika menyimak paradigma lama pendidikan (the old paradigm of education) memaknai pembelajaran sebagai produk dan tujuan (as a product and destination), maka dalam paradigma baru pembelajaran (the new paradigm of learning) sesuai zaman Konspirasi Aquarian dimaknai sebagai proses dan petualangan (as a process and journey).

Maka, sekolah (formal) boleh selesai. Tetapi, belajar tak pernah berhenti. Belajar adalah "proses menjadi" dan petualangan hidup. Belajar sejati adalah belajar dalam kehidupan. Memaknai kehidupan secara lebih bermakna, berarti, dan religius-spiritual.

Sukidi* : Ketua BP Pusat Studi Agama dan Peradaban, Muhammadiyah, Menteng

ayo naik !

>>>  Seni Menata Hati dalam Bergaul  >>>

 Oleh : A Gymnastiar*

Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan, yang  akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yang penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai rendah tidak akan pernah langgeng dan cenderung menjadi masalah.

1. Aku Bukan Ancaman Bagimu

a. Hindari penghinaan
Apapun yang bersifat merendahkan, ejekan, penghinaan dalam bentuk apapun terhadap seseorang, baik tentang kepribadian, bentuk tubuh, dan sebagainya, jangan pernah dilakukan, karena tak ada masalah yang selesai dengan penghinaan, mencela, merendahkan, yang ada adalah perasaan sakit hati serta rasa dendam.

b. Hindari ikut campur urusan pribadi
Hindari pula ikut campur urusan pribadi seseorang yang tidak ada manfaatnya jika kita terlibat. Seperti yang kita maklumi setiap orang punya urusan pribadi yang sangat sensitif, yang bila terusik niscaya akan menimbulkan keberangan.

c. Hindari memotong pembicaraan
Sungguh dongkol bila kita sedang berbicara kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal, berbeda halnya bila uraian tuntas dan kemudian dikoreksi dengan cara yag arif, niscaya kita pun berkecenderungan menghargainya bahkan mungkin menerimanya. Maka latihlah diri kita untuk bersabar dalam mendengar dan mengoreksi dengan cara yang terbaik pada waktu yang tepat.

d. Hindari membandingkan
Jangan pernah dengan sengaja membandingkan jasa, kebaikan, penamplan, harta, kedudukan seseorang sehingga yang mendengarnya merasa dirinya tidak berharga, rendah atau merasa terhina.

e. Jangan membela musuhnya, mencaci kawannya
Membela musuh maka dianggap bergabung dengan musuhnya, begitu pula mencaci kawannya berarti memusuhi dirinya. Bersikaplah yang netral, sepanjang diri kita menginginkan kebaikan bagi semua pihak, dan sadar bahwa untuk berubah harus siap menjalani proses dan tahapan.

f. Hindari merusak kebahagiannya
Bila seseorang sedang berbahagia, janganlah melakukan tindakan yang akan merusak kebahagiaanya. Misalkan ada seseorang yang merasa beruntung mendapatkan hadiah dari luar negeri, padahal kita tauh persis bahwa barang tersebut buatan dalam negeri, maka kita tak perlu menyampaikannya, biarlah dia berbahagia mendapatkan oleh-oleh tersebut.

g. Jangan mengungkit masa lalu
Apalagi jika yang diungkit adalah kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang berusaha ditutupi.
Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kesalahan yang sangat ingin disembunyikannya, termasuk diri kita, maka jangan pernah usil untuk mengungkit dan membeberkannya, hal seperti ini sama dengan mengajak bermusuhan.

h. Jangan mengambil haknya
Jangan pernah terpikir untuk menikmati hak orang lain, setiap gangguan terhadap hak seseorang akan menimbulkan rasa tidak suka dan perlawanan yang tentu akan merusak hubungan baik. Sepatutnya kita harus belajar menikmati hak kita, agar bermanfaat dan menjadi bahan kebahagiaan orang lain.

i. Hati-hati dengan kemarahan
Bila anda marah, maka waspadalah karena kemarahan yang tak terkendali biasanya menghasilkan kata dan perilaku yang keji, yang sangat melukai, dan tentu perbuatan ini akan menghancurkan hubungan baik di lingkungan manapun. Kita harus mulai berlatih mengendalikan kemarahan sekuat tenaga dan tak usah sungkan untuk meminta maaf andai kata ucapan dirasakan berlebihan.

j. Jangan menertawakannya
Sebagian besar dari sikap menertawakan seseorang adalah karena kekurangannnya, baik sikap, penampilan, bentuk rupa, ucapan dan lain sebagainya, dan ingatlah bahwa tertawa yang tidak pada tempatnya serta berlebihan akan mengundang rasa sakit hati.

k. Hati-hati dengan penampilan, bau badan dan bau mulut
Tidak ada salahnya kita selalu mengontrol penampilan, bau badan atau mulut kita, karena penampilan atau bau badan yang tidak segar akan membuat orang lain merasa terusik kenyamanannya, dan cenderung ingin menghindari kita.

2. Aku menyenangkan bagimu

a. Wajah yang selalu cerah ceria menandakan kesejukan hati.

b. Senyum tulus
Senyum adalah sedekah, senyuman yang tulus memiliki daya sentuh yang dalam ke dalam lubuk hati siapapun, senyum adalah nikmat  yang besar bagi manusia yang mencintai kebaikan. Senyum tidak dimiliki oleh orang-orang yang keji, sombong, angkuh, dan orang yang busuk hati.

c. Kata-kata yang santun dan lembut
Pilihlah kata-kata yang paling sopan  dan sampaikan dengan cara yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dapat membuat hati menjadi tenang. Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan.

d. Senang menyapa dan mengucapkan salam
Upayakanlah kita selalu menjadi orang yang paling dahulu dalam menyapa dan mengucapkan salam. Jabatlah tangan kawan kita penuh dengan kehangatan dan lepaslah tangan sesudah diepaskan oleh orang lain.

e. Jangan lupa untuk menjawab salam dengan sempurna dan penuh perhatian.

f. Bersikap sangat sopan dan penuh penghormatan
Seseorang yang berhati bersih ( jauh dari penyakit hati ) jikalau berbincang dengan para saudaranya selalu berusaha menghormati dengan cara duduk yang penuh perhatian, ikut tersenyum jika saudarananya melucu, dan ikut merasa takjub ketika sahabatnya mengisahkan hal yang mempesona, sehingga setiap orang merasa dirinya senantiasa dihargai. 

g. Senangkan perasaannya
Pujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak dipuji sambil kita kaitkan dengan kebesaran sang Pencipta sehingga yang dipuji pun teringat akan asal muasal nikmat yang diraihnya, nyatakan terima kasih dan do’akan. Hal ini akan membuatnya merasa bahagia. Dan ingat jangan pernah kikir untuk berterima kasih.

h. Penampilan yang menyenangkan
Gunakanlah pakaian yang rapi, serasi dan harum. Menggunakan pakaian yang baik bukanlah tanda kesombongan.

i. Maafkan kesalahannya
Jadilah pemaaf yang lapang dan tulus terhadap kekurangan dan kesalahan orang lain kepada kita, karena hal ini akan membuat bahagia dan senang siapapun yang pernah melakukan kekhilafan terhadap kita, dan tentu hal ini pun akan mengangkat citra kita dihatinya.

3. Aku Bermanfaat Bagimu

Keberuntungan kita bukanlah diukur dari apa yang kita dapatkan tapi dari nilai manfaat yang ada dari kehadiran kita, bukankah sebaik-baik di antara manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi sesama.

a. Rajin bersilaturahmi
Silaturahmi secara berkala, penuh perhatian, kasih sayang dan ketulusan walaupun hanya beberapa saat, benar-benar akan memiliki kesan yang mendalam, apalagi jikalau membawa hadiah, akan menumbuhkan kasih sayang.

b. Saling berkirim hadiah
Seperti yang telah diungkap sebelumnya bahwa saling memberi dan berkirim hadiah akan menumbuhkan kasih sayang. Jangan pernah takut miskin dengan memberikan sesuatu. 

c. Tolong dengan apapun
Bersegeralah menolong dengan segala kemampuan, harta, tenaga, waktu atau setidaknya perhatian yang tulus, walau perhatian untuk mendengar keluh kesahnya.

d. Apabila tidak mampu, maka do’akanlah, dan percayalah bahwa kebaikan sekecil apapun akan diperhatikan dan dibalas dengan sempurna oleh sang Pencipta.

e. Sumbangan ilmu dan pengalaman
Jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki, kita harus berupaya agar ilmu dan pengalaman yang ada pada diri kita bisa menjadi jalan bagi kesuksesan orang lain.

A Gymnastiar* : Enterpreneur dari Bandung

ayo naik !

 

>>>  Bahaya Asap Rokok  >>>

Kita semua tahu, merokok dekat banget dengan berbagai penyakit menyeramkan. Bahkan kematian. Apakah kita rela mati demi rokok? Amit-amit deh!

Asap rokok mengandung tar dan karbon monoksida. Rokok yang mengandung kadar tar rendah, bukan jaminan rokok itu aman buat kesehatan. Saat menghisap rokok, perokok dan orang-orang di sekitarnya sebenarnya sedang menabung zat-zat karsinogenik yang menunggu waktu untuk berkembang jadi penyakit. Racun rokok dekat dengan kanker saluran napas, bronkhitis, bengek, gangguan jantung, dan stroke.

Kanker akibat rokok baru bisa dirasakan setelah 20-30 tahun merokok. Kalau kebiasaan merokok kita lakukan sejak remaja, kita siap dijemput ajal sekitar usia 50 tahun. Penyebaran penyakit karena dampak rokok menyerang sekitar 250 juta remaja dunia. Sepertiganya ada di negara berkembang.

Merokok bisa mempengaruhi menstruasi. Soalnya nikotin bisa mengecilkan pembuluh darah dan mengganggu pembekuan darah. Sel darah beku atau trombosit bisa lengket, sehingga sumbatan pembuluh darah membesar. Kalau ini terjadi di rahim, bisa menghambat menstruasi.

Di Indonesia, setiap tahunnya sekitar 57.000 orang mati hanya karena rokok. Berdasarkan data konsultan Bank Dunia, kadar tar dan nikotin yang diizinkan Indonesia paling tinggi di antara 62 negara yang disurvei. Ketika negara-negara maju memperketat peraturan terhadap rokok, dan masyarakatnya makin sadar terhadap bahaya rokok, industri rokok multinasional mengganti sasaran pasarnya ke negara yang peraturannya masih lemah. Indonesia termasuk surga bagi industri rokok.

Data Bank Dunia menunjukkan, di tahun 1990 saja, perolehan cukai rokok di
Indonesia sampai 2,6 trilyun rupiah. Sementara kerugian akibat rokok yang diderita rakyat sebanyak 14,5 trilyun atau hampir enam kali lipat cukai rokok. Berarti, sebagian besar biaya kesehatan akibat rokok harus ditanggung penderita dan masyarakat yang belum tentu perokok.

Meski pakai filter, efek rokok terhadap kesehatan sebenarnya sama saja. Dalam satu batang rokok ada 4.000 partikel zat kimia, yang berarti zat tersebut mendekam dalam tubuh perokok. Racun utama rokok adalah nikotin.

Menurut Allan Landers, si Mr Winston Man, mantan bintang film sekaligus mantan perokok berat yang mendirikan LSM anti rokok, imej rokok yang mencekoki calonnya dengan imej cool, keren, gaul. Itu masih belum cukup bagi perusahaan rokok. Pabrik-pabrik rokok masih membutuhkan sedikitnya 11.000 perokok baru tiap harinya untuk jadi sasarannya.

Dibanding dengan Singapura,
Indonesia ketinggalan 30 tahun dalam hal regulasi (peraturan) rokok. Di Singapura, iklan rokok dilarang sama sekali. Kawasan tanpa rokok diterapkan ketat. Myanmar negara yang konsumsi tembakaunya paling rendah di antara negara anggota WHO di Asia Timur Selatan, melakukan peraturan ketat berupa pajak tinggi, 150 persen untuk tembakau dan 300 persen untuk rokok. Indonesia hanya 70 persen.

Merokok akan menjadi pembunuh terbesar di dunia, setelah AIDS sampai kurun waktu 20 tahun ke depan. Tiap 1.000 ton tembakau mengakibatkan 650 orang yang mati. Ironisnya, itu mengeruk keuntungan sebanyak 27,2 juta dolar Amrik.

Dari laporan Maret 2001, kaum wanita di Amrik yang berisiko meninggal karena rokok semakin meningkat. Rokok jadi penyebab utama kanker paru-paru yang mengakibatkan kematian. Dari laporan disimpulkan, di Amrik saja yang peraturan rokoknya terbilang ketat, sampai dua tahun lalu ada 165.000 wanita mati akibat rokok. Penelitian ini mengambil sampel cewek-cewek dengan pendidikan bagus, dan cewek dari keluarga miskin. Angka kematian karena kanker paru-paru di Amrik, penyebab utamanya adalah rokok.
(kawanku-online.com)

ayo naik !

 

>>>  Kiat-kiat Membangun Kepercayaan  >>>

 Oleh : A Gymnastiar

Sungguh dahsyat pengaruh suatu kepercayaan dan luar biasa pentingnya untuk kesuksesan karir kehidupan di dunia maupun di akhirat, nah melampaui modal harta benda, kedudukan, jabatan, atau ilmu sekalipun. Ketika kepercayaan sudah sirna di hati orang lain, sulit sekali ntuk tumbuh, walaupun dengan berjuta janji atau membayar dengan harta sebanyak apapun, jikalau kepercayaan di hati orang sudah hilang maka perasaan yang muncul selalu mencurigai dan rasa tidak percaya diri akan selalu membayang dan membekas.

Berikut ini sekelumit uraian yang akan menumbuhkan dan memperkuat kepercayaan seseorang.

A. Kejujuran yang terbukti dan teruji

Kejujuran adalah perilaku kunci yang sangat efektif untuk membangun kepercayaan (kredibilitas), begitu pula bila sebaliknya dapat menghancurkan kehidupan seseorang.

. Kejujuran yang terbukti dan teruji

Kejujuran adalah perilaku kunci yang sangat efektif untuk membangun kepercayaan (kredibilitas), begitu pula bila sebaliknya dapat menghancurkan kehidupan seseorang.

Biasakanlah selalu jujur dimulai dari hal yang paling sederhana dan kecil sekalipun, walaupun terhadap anak kecil,  yakinlah tak akan pernah untung sama sekali dengan ketidakjujuran selain kerugian yang mendera dan menghancurkan, sudah terlalu banyak bukti di sekitar kita untuk dijadikan pelajaran.

  1. Jangan sekali-kali berbohong atau terpancing untuk menambah omongan sehinga menjadi dusta walau dalam gurauan sekalipun.
  2. Jangan pernah mudah membuat janji, pastikan setiap janji yang diucapkan sudah diperhitungkan matang-matang, dan berusaha keraslah untuk memenuhi janji.
  3. Tepat waktulah dalam segala hal, jangan terlambat atau gemar menunda-nunda atau mengakhirkan.
  4. Biasakanlah memiliki data dan fakta yang jelas, dan bersikaplah terbuka.
  5. Milikilah kemampuan dan kesungguhan mengevaluasi diri, dan segera perbaiki diri begitu ditemukan kesalahan serta bertanggungjawablah dengan sungguh-sungguh dan tulus.
  6. Jangan pernah patah semangat bila didapati masa lalu kita pernah atau banyak keidakjujuran.

B. Cakap

Komponen kedua yang tak kalah pentingnya adalah kehandalan dan kecakapan kita dalam melaksanakan tugas. Walaupun sangat dikenal dan teruji kejujurannya tapi kalau dalam melaksanakan tugas sering berbuat lalai dan kesalahan maka hal ini pun akan merontokkan kredibilitas.

  1. Kunci utamanya adalah secara sadar kita harus selalu belajar, melatih diri, mengembangkan kemampuan, wawasan serta keterampilan kita secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga selalu memiliki kesiapan yang memadai untuk melaksanakan tugas.
  2. Awalilah selalu dengan membuat perencanaan yang baikdan persiapan yang matang, gagal dalam merencanakan sama dengan merenacnakan kegagalan.
  3. Jangan lupa selalu check and recheck, tak boleh kita melakukan sesuatu tanpa cek ulang, sangat banyak peluang kesalahan atau kegagalan yang terselamatkan dengan sikap yang selalu mengadakan pengecekan ulang.
  4. Laksanakan segala sesuatu dengan kesungguhan, sikap yang hati-hati dan cermat, jangan anggap remeh kelalaian dan kecerobohan karena semua itu biang kesalahan dan kegagalan.
  5. Selalu sempatkan untuk evaluasi dari setiap tahapan apapun yang kita lakukan, percayalah merenung sejenak untuk mengevaluasi membuat karya kita akan semakin bermutu.
  6. Nikmatilah dengan menyempurnakan apa yang bisa dilakukan, jangan pernah puas dengan setengah-setengah, jangan pula puas dengan 90%, kalau kita bisa menyempurnakannya, mengapa tidak?

C. Inovatif

Segala sesuatu yang ada selalu berubah, di dunia ini tidak ada sesuatu apapun yang tidak berubah, satu-satunya yang tetap adalah perubahan itu sendiri, oleh karena itu siapa pun yang tidak menyiapkan diri untuk menghadapi perubahan maka dia akan tergilas kalah oleh perubahan tersebut.

Sesungguhnya orang yang hari ini sama dengan hari kemarin adalah orang yang merugi karena berarti tak ada kemajuan dan tetinggal oleh perubahan, orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dianggap orang yang celaka, karena berarti akan tertinggal jauh dan sulit mengejar, satu-satunya pilihan bagi orang yang beruntung adalah hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, berarti harus ada penambahan sesuatu yang bermanfaat, inilah sikap perubahan yang diharapkan selalu terjadi pada seorang orang, sehingga tidak akan pernah tertinggal, dia selalu antisipatif terhadap perubahan, dan selalu siap menyikapi perubahan.

Berikut ini beberapa anjuran agar kita dapat selalu mengembangkan kemampuan kreatif kita:

  1. Banyak membaca dan menulis.
  2. Banyak berdiskusi dan bertanya.
  3. Banyak melihat (mengadakan studi banding).
  4. Banyak merenung (tafakur).
  5. Banyak berbuat dan mencoba.
  6. Banyak beribadah dan berdo'a.

Mudah-mudahan kegighan diri kita, menjaga agar karir hidup ini menjadi orang bersih, terbuka, jujur dan terpercaya. Selamat berjuang saudaraku sekalian.

ayo naik !

>>>  Sel Surya Menggunakan Bahan Organik  >>>

 Oleh : Hariyadi*

Krisis moneter yang dialami Indonesia dewasa ini secara langsung akan membawa dampak yang semakin nyata terhadap berbagai program pemerintah seperti distribusi penggunaan tenaga listrik ke seluruh wilayah Indonesia dan berbagai pengembangan teknologi lainnya termasuk di dalamnya program riset yang merupakan embrio bagi lahirnya revolusi teknologi. Dengan realita tersebut maka pengembangan listrik tenaga surya yang berbasis kepada efek photovoltaic dari piranti Sel Surya sebagai salah satu sumber tenaga listrik yang murah, bebas polusi, dan alami menjadi suatu pilihan yang tepat. Namun realita yang ada sekarang ini penggunaan Sel Surya sebagai sumber listrik masih sangat minim dan belum bisa diandalkan sebagai suatu sumber tenaga alternatif yang dapat mengganti tenaga listrik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti : kemampuan Sel Surya yang belum optimal dalam menghasilkan tenaga listrik, proses pembuatan Sel yang memerlukan operasi pembiayaan yang mahal, apalagi jika Sel tersebut masih harus diimpor bagi pembuatan modul Sel Surya [1], dan lain sebagainya. Teknologi Sel Surya merupakan salah satu jenis teknologi masa depan yang hingga kini para peneliti dari berbagai negara berlomba-lomba untuk memperoleh piranti Sel Surya yang murah dengan kualitas yang rasional serta dapat dijadikan produk industri yang dapat dipasarkan. Dengan beberapa faktor tersebut di atas diharapkan juga akan semakin mendorong para peneliti Indonesia di bidang ini untuk lebih memfokuskan kemampuan membuat Sel secara riil yang kompetitif dengan berbagai cara termasuk mencari terobosan baru yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.

Berbagai bahan inorganik telah dibuat untuk piranti Sel seperti In0.5Ga0.5P/GaAs, kristal silikon, dll dengan struktur yang komplek [2-3]. Desain Sel tersebut biasa dilakukan dengan menggunakan teknik pemendapan bahan thin film (lapisan tipis) seperti Metal Organic Chemical Vapour Deposition (MOCVD), Molecular Beam Epitaxy (MBE), Screen-printing, dll. Tentu saja beberapa keuntungan dan kerugian akan diperoleh untuk masing-masing teknik. Perlu diketahui bahwa untuk mendapatkan bahan Sel tersebut diperlukan beaya yang tidak murah juga proses pembuatannya tidak sederhana, sehingga hanya beberapa kelompok peneliti saja yang memungkinkan dapat meneliti dan membuat desain Sel tersebut. Jika ada alternatif lain untuk mendapatkan bahan dan teknik pembuatan Sel yang bisa dijangkau oleh masyarakat peneliti Indonesia maka akan semakin banyak kelompok peneliti dapat melakukannya sehingga akan terjadi kompetisi yang konstruktif bagi pengembangan teknologi tersebut. Dalam artikel ini akan diberikan contoh fenomena photovoltaic yang diperoleh dari desain Sel Surya yang dibuat menggunakan bahan organik. Bahan organik relatif mudah diperoleh di Indonesia dengan harga yang relatif murah mengingat sumber alam yang melimpah yang ada perlu untuk dioptimalkan penggunaannya. Selain itu teknik yang dipergunakan untuk memendapkan lapisan thin film bahan tersebut adalah menggunakan teknik yang relatif sederhana, tidak memerlukan teknologi yang rumit sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran bagi variasi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia.

Sel Surya Bahan Organik

Berbagai jenis bahan organik telah dapat dipergunakan untuk men-desain berbagai piranti seperti Sel Surya, sensor, transistor, diode, reflektor sinar-X, dan lain-lain serta yang menarik adalah prospek teknologi elektronika molekul yaitu teknologi men-desain berbagai piranti elektronika dalam skala molekul didasarkan kepada rekayasa molekul dari bahan organik dan kombinasi bahan organik-logam (organometallic) [4-6].

Bahan Sel Surya

Banyak bahan organik yang memungkinkan untuk dibuat Sel Surya dengan beberapa kelebihan dan kekurangannya yang perlu untuk dikembangkan dari waktu ke waktu sebagai contoh adalah desain Sel menggunakan bahan Metal-free Phtalocyanine (Pc), yaitu bahan organik phtalocyanine yang memiliki struktur molekul tanpa ada ikatan logam yang dicampur dengan bahan Polyvinylacetate (PVA) menjadi senyawa baru yang untuk mudahnya diberi istilah x-H2Pc,PVA [7]. Bahan tersebut dibuat film dan dimendapkan di atas substrat dengan cara meratakannya menggunakan mata pisau tipis atau dengan teknik spin-coating. Bahan x-H2Pc sendiri merupakan bahan semikonduktor jenis p, sedangkan bahan PVA dalam desain Sel ini berfungsi sebagai pengikat antara substrat dengan bahan x-H2Pc. Spektrum serapan untuk perubahan panjang gelombang dari bahan x-H2Pc,PVA dengan ketebalan 2 m m seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Dari spektrum tersebut dapat dilihat intensitas serapan maximum cahaya tampak oleh bahan pada panjang gelombang sekitar 670 nm.
 

Gambar 1

Gambar 1. Spektrum serapan bahan x-H2Pc,PVA terhadap

perubahan panjang gelombang

 

Desain Sel Surya dan Karakterisasi

Dalam membuat desain Sel, bahan x-H2Pc,PVA dimendapkan di atas substrat yang terbuat dari bahan SnO2/Sb (disebut dengan NESA), sementara itu lapisan elektrode transparan (dengan persentase transmisi optik sebesar 10% - 50%) dibuat dengan memendapkan bahan aluminium (Al) di atas bahan Sel menggunakan teknik evaporation. Skema desain Sel Surya adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2

Gambar 2. Skema desain Sel Surya dengan struktur NESA / (x-H2Pc,PVA) / Al.

Karakterisasi Sel dalam keadaan gelap (tidak ada sinaran) dan sewaktu ada sinaran ditunjukkan seperti pada Gambar 3(a dan b). Selama penyinaran berlangsung, elektrode aluminium menjadi bermuatan negatif terhadap elektrode NESA. Cahaya dengan panjang gelombang 670 nm dan kerapatan tenaga sebesar 6 u W/cm2 yang disinarkan ke Sel akan diperoleh tegangan open circuit (VOC) sebesar 0.86 V dengan kerapatan arus short circuit (JSC) sebesar 1.4 u A/cm2. Nilai fill-factor (ff) Sel diperoleh sekitar 0.33. Sehingga dari karaketrisasi tersebut diperoleh nilai koefisien konversi tenaga sebesar 6.6 %. Karakteristik Sel dengan struktur NESA / (x-H2Pc,PVA) / Al bergantung kepada konsentrasi bahan x-H2Pc di dalam bahan polimer PVA, juga ketebalan film yang dibuatnya.

Gambar 3

Gambar 3. Hubungan kerapatan arus-tegangan (J-V) Sel Surya pada keadaan

(a) gelap, dan (b) sewaktu ada sinaran.

Penutup

Dari hasil karakterisasi Sel Surya menggunakan bahan x-H2Pc,PVA di atas telah diperoleh efisiensi konversi tenaga lebih besar dari 6 %. Meskipun nilai tersebut masih jauh dibandingkan dengan Sel Surya yang dibuat dengan bahan inorganik dengan struktur yang komplek, namun desain Sel tersebut dapat dikatakan relatif murah dan sederhana. Dari fenomena yang sederhana ini dapat dikembangkan kualitas piranti Sel Surya dengan mengkaji secara intensif bahan baru yang sesuai untuk Sel melalui penelitian inter-disipliner seperti bidang fisika dan kimia sehingga bisa diperoleh nilai efisiensi yang lebih tinggi lagi yang kompetitif dengan bahan inorganik.

Hariyadi* : Dept of Physics University of Essex Wivenhoe Park Colchester CO4 3SQ England dan staff pengajar Universitas Achmad Dahlan

ayo naik !

 

>>>  Kiat Memangkas Tagihan Listrik   >>>

Majalah ENERGI, Edisi Oktober 2001
Melalui program DSM Terang, PLN dan Philips menawarkan solusi baru untuk mewujudkan program hemat energi listrik. Selain bermanfaat bagi Pemerintah, PLN dan produsen lampu, program ini bertujuasn untuk membantu masyarakat “memangkas” tagihan listrik bulanan mereka dengan hasil yang maksimal.

Ikut menjaga kelestarian sumber daya alam memang merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab setiap warga negara Indonesia, termasuk salah satu di dalamnya adalah ikut melestarikan penggunaan sumbr daya listrik. Penghematan sumber daya listrik tidak hanya dilihat dari sisi pasokannya saja, namun juga harus dilihat dari harus dilihat dari sisi kebutuhanya masyarakat akan listrik.
DSM atau Demand Side Management atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Manajemen Sisi Kebutuhan, merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menghemat energi listrik dimana tujuan DSM ini adalah untuk mengurangi beban puncak dan konsumsi energi untuk melindungi lingkungan kita dalam jangka panjang.
Untuk mewujudkan program DSM di Indonesia, Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi melalui PLN distribusi di seluruh Indonesia, telah sepakat bekerjasama dengan PT Philips Ralin Electronics (salah satu produsen lampu terbesar di dunia) untuk menerapkan program DSM TERANG, yaitu kepanjangan dari Terapkan hEmat eneRi di rumAh taNGga. Naskah kesepakatan kerjasama ketiga pihak tersebut telah ditandatangani di Jakarta, 10 Oktober 2001, disaksikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral, Ir Purnomo Yusgiantoro.

Menguntungkan Semua Pihak
Di Indonesia dengan populasi sekitar 220 juta orang, diperkirakan mengkonsumsi rata-rata lebih dari 200 juta lampu pijar per tahunnya. Energi yang dibutuhkan lampu pijar ini adalah lima kali lebih besar daripada lampu hemat energi (80% lebih hemat).
Apabila masyarakat bisa menggunakan lampu hemat energi, menurut Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, Ir Luluk Sumiarso, maka akan diperoleh penghematan yang akan memberikan keuntungan bagi berbagai pihak, baik bagi PLN produksi dan distribusi, pemerintah, masyarakat, lingkungan hidup, dan tentunya bagi produsen lampu hemat energi itu sendiri.
Bagi PLN produksi, DSM TERANG berarti penundaan pembangunan instalasi tenaga listrik baru yang membutuhkan investasi besar. Memang, krisis penyediaan tenaga listrik nasional semakin menghantui negeri ini, sementara di sisi lain Pemerintah/PLN saat ini tengah mengalami kesulitan dana investasi besar untuk pembangunan pembangkit listrik baru. Dalam kondisi demikian, menekan laju pertumbuhan konsumsi energi listrik ini menjadi sangat penting untuk mengurangi beban penyediaan energi listrik, yang berarti juga menunda kebutuhan investasi baru.
Bagi PLN distribusi, DSM TERANG berarti penekanan kerugian akibat subsidi tarif listrik. Bahwa harga pkok produksi PLN saat ini adalah sekitar Rp 540/kWh, sementara harga penjualannya adalah Rp 360/kWh. Jadi setiap kWh yang dijual PLN masih ada faktor subsidi. Maka bila konsumsi listrik bisa ditekan, terutama pada gologan 900 VA kebawah, maka dengan sendirinya subsidi dari pemerintah juga akan berkurang.
Bagi Pemerintah, DSM TERANG berarti pelestarian sumber daya alam, yang berarti keseluruhan masyarakat Indonesia dapat menikmati pasokan energi listrik energi listrik yang stabil dan dapat diandalkan di masa depan. Implementasipelestarian atau konservasi energi ini, bahkan menjadi semakin penting dan mendesak sehubungan dengan adanya kenaikan harga energi khususnya listrik dan BBM.
Bagi Masyarakat, DSM TERANG berarti penghematan biaya tagihan listrik bulanan dengan hasil yang maksimal. Dengan menghemat pemakaian listrik, diharapkan juga dapat mengurangi dampak kenaikan tarif dasar listrik (TDL), khususnya bagi pelanggan rumah tangga akibat telah diberlakukannya sistem blok tarif progresif. Sebab dengan diterapkannya sistem tarif progresif ini, semakin banyak pemakaian kWh-nya maka akan semakain mahal tarifnya. Dan konsekuensinya, rekening tagihannya pun akan semakin tinggi. Oleh sebab itu, hemat pemakaian listrik menjadi satu-satunya jalan untuk menekan tagihan listrik.
Bagi lingkungan hidup, DSM TERANG berarti udara yang bebas polusi karbondioksida yang berasal dari pembangkitan tenaga listrik. Sedangkan bagi produsen lampu hemat energi, dengan adanya program DSM TERANG ini diharapkan akan terjadi peningkatan volume produksinya.

Mencicil Pembelian Lampu
Berdasarkan data PLN, hampir 90% dari pelanggan PLN adalah termasuk dalam golongan R1 (mengkonsumsi 450 W). Sebagian besar dari mereka ini masih mengkonsumsi lampu pijar karena ketidakmampuan ekonomi mereka membeli lampu hemat energi. “Karena konsidi demikian, PLN memberikan solusi yaitu dengan cara memberikan keringanan bagi masyarakat pelanggan listrik R1 untukmembeli lampu hemat energi secara mencicil,” ujar Ir Direktur Pemasaran dan Distribusi PT PLN (Persero) Ir. Tunggono.
Dengan membayar kurang lebih Rp. 2000,- sebulan selama 12 kali, masyarakat akan bisa memperoleh 1 buah lampu hemat energi. Caranya, pelanggan hanya perlu mendaftarkan dirinya pada loket-loket PLN yang ada, dan selanjutnya pembayaran pembelian lampu tersebut akan dibebankan secara langsung pada tagihan listrik pelanggan setiap bulannya.
Untuk mensukseskan program ini, Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi melalui PLN bekerjasama dengan PT Philips Ralin Electronics, produsen lampu terbesar di dunia yang telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sejak lama. Dalam hal ini, Philips siap untuk memberikan pasokan lampu hemat energi yang akan digunakan untuk program DSM Terang tersebut.
Program DSM TERANG ini akan dimulai Januari 2001, yang diawali dengan dilaksanakannya pilot project di kota-kota besar di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Menurut Tunggono, diharapkan dalam waktu 6 bulan akan bisa terserap sebanyak 10 juta buah lampu hemat energi.
Apakah ada unsur monopoli dimana produk-produk lain tidak bisa masuk dalam program ini? Menurut Luluk Sumiarso itu tidak sama sekali karena pihaknya juga telah mengundang produsen-produsen lain untuk berpartisipasi dalam program ini. “Dalam naskah kerjasama ini tidak ada sama sekali ikatan untuk memberikan monopoli kepada pihak-pihak tertentu,” ujarnya. Artinya, produsen lain selain Philips dapat ikut berpatisipasi dalam program ini.
Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menyambut baik atas peluncuran program DSM TERANG ini. Menurutnya, peranan konservasi energi secara nasional penting untuk memberikan dampak positip terhadap lingkungan dan menghemat cadangan mengingat cadangan sumberdaya energi fosil Indonesia Indonesia yang sangat terbatas dibandingkan dengan cadangan dunia.
Purnomo menambahkan,walaupun konservasi energi merupakan pilihan yang tepat untuk menghemat biaya energi dan memperpanjang umur cadangan energi, namun sebagian besar implementasinya membutuhkan peralatan hemat energi yang memerlukan investasi. Oleh karena itu, pemilihan teknologi dan pengoperasian peralatan secara optimum merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. “Kerjasama PLN dan Philips dalam upaya penghematan energi seperti ini perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Melalui program tersebut DSM TERANG, diharapkan masyarakat semakin menyadari akan pentingnya penghematan energi di rumah tangga, sehingga masyarakat tetap dapat menikmati pasokan listrik yang stabil dan merata di masa mendatang, sekaligus merupakan bentuk kepedulian kita bagi masyarakat yang belum bisa menikmati listrik sebagai hasil dari pengalihan energi yang bisa dihemat tersebut. ***
(T. Wien/ENERGI)



Surya Alam Pohan
Wujud Kepedulian Philips terhadap Masalah Kelistrikan

Dari sejumlah produsen lampu hemat energi yang bermain di pasar Indonesia selama ini, baru PT Philips Ralin Electronic yang secara nyata mau peduli terhadap ketidakmampuan ekonomi sebagian masyarakat saat ini dalam upaya melakukan penghematan energi listrik

Kepedulian Philip tersebut diwujudkan melalui proyek kerjasama dengan Ditjen Listrik & Pemanfaatan Energi dan PLN dalam bentuk program DSM Terang. Seperti pengakuan Surya Alam Pohan, General Manager Lamps Commersial – PT Philips Ralin Electronics, bahwa proyek kerjasama ini sebenarnya tidak semata-mata bersifat komersial, tetapi lebih merupakan suatu wujud kepedulian Philips terhadap permasalahan kelistrikan khususnya dalam program penghematan energi, dan kesulitan ekonomi masyarakat.
Sebagai dampak krisis moneter yang berkepanjangan, daya beli sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini memang semakin menurun. Maka tak heran bila sekitar 90% dari pelanggan PLN sebagian besar belum mampu membeli lampu hemat energi yang harganya jauh lebih mahal dibanding lampu pijar yang nyata-nyata boros energi.
Melihat kondisi diatas, Philips memutuskan untuk ikut dalam program DSM Terang. Untuk meringankan masyarakat, pembelian lampu hemat energi nantinya dapat dibeli dengan cara mencicil sebanyak 12 kali. Menurut Pohan, pihak perusahaan (Philips) telah bersedia memberikan porsi keutungannya, bahwa tingkat keuntungan yang diperoleh penjualan lampu secara kredit itu hanya sekedar untuk menutup biaya distribusi serta biaya-biaya operasional daripada proyek ini.
PT Philips Ralin Electros merupakan produsen lampu listrik tertua dan paling besar di Indonesia saat ini. Menurut sejarahnya,perusahaan ini merupakan kelanjutan dari NV. Philips Nederlandsch Indische Mij., yang didirikan oleh NV. Philips Gloeilampenfabrieken pada tahun 1941 di Surabaya.
Di pasaran seluruh produk PT Philips Ralin Electronics ini menggunakan merk PHILIPS. Lampu ini sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat karena kualitasnya yang baik. Selain itu saat ini lampu Philips akan gampang diingat dengan iklannya “Terus Terang Philips Terang Terus”. Lampu hemat energi Philips saat ini paling diminati oleh konsumen adalah jenis ESSENSIAL. Philips saat ini masih menjadi market leader, lebih-lebih setelah mengantongi ISO 9002 dan ISO 14001.
Meski keadaan ekonomi kita sebenarnya belum pulih dari krisis, namun sejak tahun 1999 lalu juga pertumbuhan perlampuan produksi Philips ini sangat besar sekali, yaitu sekitar 40 persen setiap tahunnya. “Tahun 2001 ini sebenarnya kami memperkirakan akan dapat bertumbuh sekitar 25 sampai 35 persen, itu belum termasuk perhitungan dari proyek DSM ini sendiri,” ujar Surya Alam Pohan.
( Sumber : MKI-Online oleh : T Wien/ENERGI )

ayo naik !

 

 

 

 

 

 

 

 

<<<  profil sekretaris jenderal keluarga mahasiswa teknik fisika periode 2002-2003  <<<